FILANTROPI merupakan salah satu istilah yang masih relatif belum diketahui banyak orang, termasuk di Indonesia. Citra filantropi erat kaitannya dengan tokoh-tokoh konglomerat, sehingga seringkali masyarakat salah memahami makna sebenarnya.
Banyak di antara mereka yang mengartikan filantropi hanya sebatas kegiatan eksklusif yang bisa dilakukan orang yang berkecukupan, nyatanya tidak.
Apa Itu Filantropi?
Filantropi merupakan bagian yang sangat penting dari setiap masyarakat bebas. Filantropi berfokus pada penghapusan masalah sosial pada sumbernya, bukan hanya mengatasi gejala-gejala masalah tersebut. Filantropi menyediakan kesempatan untuk pendidikan, bantuan, pertumbuhan, dan kesuksesan yang mungkin tidak akan pernah tersedia sebelumnya.
Baca juga : Ini Cara yang Dapat Dilakukan Untuk Merayakannya Hari Amal Sedunia
Menyumbang ke bank makanan di seluruh daerah, memberikan dukungan finansial kepada organisasi yang berada di garis depan pandemi covid-19 global, atau menjadi sukarelawan di program sepulang sekolah di perpustakaan setempat adalah contoh bagaimana praktik filantropi meningkatkan kualitas hidup, memperkuat ikatan komunal, dan mengangkat derajat orang lain.
Seorang dermawan akan terlibat dalam tindakan positif yang manusiawi ini, apa pun latar belakang keuangan atau sosialnya.
Terlibat dalam kegiatan filantropi telah terbukti meningkatkan kesejahteraan filantropis itu sendiri secara keseluruhan, termasuk mengembangkan rasa empati yang lebih kuat, memperluas perspektif Anda tentang dunia, memberikan tujuan hidup yang berarti, serta meningkatkan kebahagiaan dan rasa optimisme.
Baca juga : Bunda Teresa: Inspirasi di Balik Hari Amal Sedunia dan Warisan Kasih yang Abadi
Para penerima manfaat dari sumbangan amal juga merasakan manfaat yang besar, karena hadiah yang mereka terima sering kali mengubah hidup.
Sejarah Filantropi
Filantropi didefinisikan sebagai cinta kasih terhadap sesama manusia. Kata ini pertama kali ditemukan dalam karya-karya dramawan Yunani Aeschylus lebih dari 2.500 tahun yang lalu, tetapi konsep gabungan “philos” (mencintai) dan “anthropos” (manusia) sudah ada jauh sebelum ditemukannya tulisan.
Sejak awal, peradaban di seluruh dunia dibangun dengan gagasan bahwa empati memperhatikan dan memahami kebutuhan orang lain sangat penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan bersama.
Baca juga : 5 September, Hari Amal Sedunia: Sejarah, Tujuan, dan Makna
Kemudian, filantropi modern mulai terbentuk pada pertengahan abad ke-19. Selama beberapa dekade berikutnya, para pemimpin industri dan kelas menengah yang sedang berkembang menggunakan kekuatan kolektif mereka pun ikut serta untuk mengatasi tantangan sosial dengan cara yang transformatif.
Daftar Filantropi Terkenal di Dunia
Beberapa miliarder dunia diprakirakan mempunyai kekayaan luar biasa besar. Meski begitu, mereka tidak serta merta mengabaikan permasalahan serius yang ada di sekitar mereka.
Dilaporkan bahwa banyak miliarder di seluruh dunia telah mendirikan lembaga filantropi untuk memanfaatkan sebagian kekayaan mereka dan menampung sumbangan atau donasi dari orang lain. Lantas siapa saja filantropi terkenal di dunia? Berikut ini adalah daftar filantropi terkenal di dunia.
Baca juga : Charity Fun Run Kedua Teleperformance Indonesia Diramaikan 1.000 Peserta
1. Tata Trusts
Tata Trust merupakan sekelompok lembaga filantropi yang didirikan pleh Jamstji Tata, miliader dermawan yang memiliki kekayaan sekitar US$ 454 juta atau sekitar Rp 7,33 triliun.
Di negara yang dihuni oleh populasi terbesar kedua di dunia (India), ketika salah satu organisasi terbesarnya secara kebetulan adalah organisasi filantropi, hal itu meningkatkan harapan akan masa depan yang menjanjikan dan berkelanjutan. Bagi orang-orang di seluruh negeri, Tata Trusts melambangkan kemanusiaan dan melambangkan kekuatan luar biasa yang memajukan batas-batas baru pembangunan sosial dan ekonomi.
2. Bill & Melinda Gates Foundation
Bill & Melinda Gates Foundation merupakan salah satu lembaga yayasan yang di bangun oleh Bill Gates bersama dengan mantan istirnya Melinda Gates. Yayasan ini menjadi penyalur untuk hampir semua pemberian filontrapi mereka.
Pada 2020, yayasan tersebut menghasilkan 5,8 miliar dolar AS dalam bentuk hibah, termasuk pengeluaran untuk penelitian dan vaksin Covid-19. Tercatat hingga kini mereka total telah mengucurkan dana sebesar US$ 33,4 miliar.
3. Open Society Foundations
Lembaga filantropi ini diprakarsai George Soros, yang berfokus pada pemerataan ekonomi, hak asasi manusia, reformasi peradilan, antidiskriminasi, dan jurnalisme.
Di samping itu, Soros menyalurkan sekitar US$500 juta untuk Bard College, sebuah sekolah seni berisi 2.400 siswa, yang berada 90 mil di utara kota New York pada April 2021. Kemudian pada Juni 2021, Open Society Foundations tercatat telah beroperasi di lebih dari 120 negara.
4. Michael & Susan Dell Foundations
Daftar lembaga filantropi selanjutnya ada Michael & Susan Dell Foundations. Filantropi yang didirikan Michael Dell dan istri ini telah menghibahkan US$2,25 miliar sejak 1999. Penyaluran bantuan difokuskan untuk anak-anak yang hidup dalam kemiskinan perkotaan di AS, Afrika Selatan, dan India.
Pada November 2021, yayasan ini mengumumkan janji sebesar US$38 juta untuk mengatasi tunawisma di Austin. Kemudian dana tersebut akan digunakan untuk membangun 1.400 rumah mikro dengan tanah seluas 51 hektare, untuk menampung para tunawisma.
5. Moore Foundation
Moore Foundation merupakan salah satu lembaga filantropi yang didirikan oleh mantan CEO lama Intel, Gordon Moore bersama istrinya tahun 2000.
Lembaga filantropi ini bergabung dengan kelompok lain, termasuk Bezos Earth Fund dan Bloomberg Philanthropies pada September 2021. Mereka menyumbang dana sebesar US$5 miliar selama 10 tahun, dengan fokus pada isu keanekaragaman hayati.
Secara khusus, komitemen untuk tahun 2030 mendatang adalah memastikan bahwa 30% planet ini (bumi) dilindungi pada tempat-tempat yang paling penting bagi keanekaragaman hayati. Kemudian pada tahun 2021, Moore Foundation tercatat telah menyumbangkan sekitar US$350 juta. (Z-3)