DAERAH terdampak kekeringan di Kabupaten Klaten (Jateng) maluas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten menyebutkan kini sembilan desa yang mengalami kekeringan.
“Hingga hari ini daerah yang terdampak kekeringan ada sembilan desa di tiga kecamatan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Anjung Darojati,” Rabu (28/8).
Saat dikonfirmasi, Anjung menjelaskan minggu ini ada penambahan satu desa yang mengalami kekeringan, yaitu Desa Beteng, Kecamatan Jatinom. Sehingga, BPBD Klaten mulai minggu ini melakukan droping air bersih untuk membantu warga sembilan desa di tiga kecamatan yang terdampak kekeringan tersebut.
Baca juga : Puluhan Desa di Klaten Rawan Kekeringan
Secara rinci, Anjung menyebutkan daerah yang kekeringan, yaitu Desa Sidorejo, Kendalsari, Tangkil, Tlogowatu, dan Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang. Kemudian, Desa Bandungan dan Beteng di Kecamatan Jatinom, serta Desa Dukuh dan Jotangan di Kecamatan Bayat.
Hingga akhir pekan lalu, Sabtu (24/8), BPBD Klaten telah menggelontorkan atau menyalurkan bantuan air total 2,185 juta liter.
Bantuan air yang disalurkan mulai 10 Juni 2024, diperuntukkan 4.498 keluarga atau 15.519 jiwa warga yang mengalami krisis air bersih kemarau ini.
Baca juga : Kekeringan di Jateng Semakin Meluas
“Kondisi kekeringan terparah kini dialami warga di kawasan lereng Gunung Merapi, Kecamatan Kemalang terutama warga Desa Sidorejo, 1.548 keluarga (5.010 jiwa), dan warga Desa Tlogowatu, (1.534 keluarga [(4.844 jiwa),” katanya.
Pelaksanaan kegiatan droping air untuk daerah kekeringan tersebut, didasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati No 32/360/XI/2024 tentang penetapan Klaten dalam status darurat kekeringan musim kemarau tahun ini.
“Untuk kegiatan penanganan daerah kekeringan, BPBD Klaten mendapat anggaran dari APBD 2024 Rp180 juta,” ungkap Anjung Darojati. (Z-9)